Samosir, Instrumentasi.com-Hembusan angin sejuk khas perbukitan Samosir mengiringi langkah Irjen Pol. Whisnu Hermawan Februanto, menuju lahan jagung di Dusun III, Desa Simarmata, Kecamatan Simanindo. Di atas tanah subur seluas lima hektare, Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara ini memetik tongkol jagung sebagai simbol dari dukungan Polri terhadap ketahanan pangan nasional.
Kapolda Sumut bersama Ketua Bhayangkari Daerah Sumut, Ny. Mona Whisnu Hermawan, dan jajaran Polda Sumut tiba di Kabupaten Samosir dengan helikopter milik Ditpolairud Polda Sumut yang mendarat di Lapangan Ambarita. Rombongan disambut hangat oleh Kapolres Samosir AKBP Rina Frillya, Wakil Bupati Ariston Tua Sidauruk, serta unsur Forkopimda dan para pejabat utama Polres Samosir, Minggu (22/6/2025).
Setelah transit sejenak di Hotel Labersa, Kapolda melanjutkan perjalanan ke lokasi panen, kegiatan panen simbolis pun dimulai. Di lahan pertanian seluas satu hektare, Kapolda dan rombongan, bersama sembilan kelompok tani, turut memetik hasil kerja keras petani yang selama tiga bulan terakhir menanam varietas jagung Pioneer 32 dengan pupuk Urea dan Ponska.
Kapolres Rina Frillya, serta unsur Muspika Simanindo dan para tokoh masyarakat turut hadir memberi semangat. Kapolda Sumut juga menyerahkan bantuan sosial berupa paket sembako kepada para petani sebagai bentuk kepedulian institusinya terhadap kesejahteraan masyarakat desa.
“Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Kapolda dan khususnya Polres Samosir yang senantiasa mendampingi dan mendukung kelompok tani kami. Kehadiran mereka memberikan semangat baru bagi para petani,” ujar Rina.
Sembilan kelompok tani yang terlibat dalam program ini antara lain: Sinur Gabe 1, Sinur Gabe 2, Sinur Gabe 3, Tani Maju, Galungan Lam, Lamtama, Tunas Muda, Asiniroha, dan Karya Tani. Mereka bekerja bahu-membahu bersama PPL Pertanian, Pemerintah Desa, serta didukung oleh Polres Samosir.
Kunjungan kerja ini menjadi bukti bahwa sinergi antara aparat keamanan, pemerintah daerah, dan masyarakat desa mampu menciptakan ketahanan pangan yang bukan hanya kuat secara produksi, namun juga kokoh secara sosial. Di tanah leluhur Batak ini, jagung bukan hanya tumbuh di ladang, tapi juga menyuburkan harapan akan masa depan pertanian yang lebih mandiri dan berkelanjutan. (PS)