Walikota Medan: Danau Siombak Indah Namun Tercemar

Medan , Instrumentasi.com- Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas, menilai Danau Siombak memiliki keindahan alam yang luar biasa, namun saat ini tercemar oleh sampah, terutama sampah plastik. Hal tersebut disampaikannya usai memimpin aksi pembersihan Danau Siombak dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Kamis (5/6/2025).

Aksi bersih-bersih dilakukan di kawasan Danau Siombak, Jalan Nippon Raya, Kelurahan Paya Pasir, Kecamatan Medan Marelan. Rico memimpin langsung kegiatan tersebut menggunakan perahu karet milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan, didampingi Plt. Camat Medan Marelan, Alkausar Deaysa, serta melibatkan jajaran dari empat kecamatan: Medan Marelan, Medan Labuhan, Medan Belawan, dan Medan Deli.

“Danau ini indah, tapi tercemar sampah yang sebagian besar masuk melalui aliran sungai. Karena itu, kami mengajak masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan, khususnya ke sungai,” ujar Rico.

Ia menjelaskan, danau buatan seluas sekitar 40 hektare dengan diameter 1.000 meter dan kedalaman sekitar 12 meter itu terbentuk dari bekas galian tanah timbunan pada tahun 1980. Meski telah dibersihkan sehari sebelumnya, sampah plastik kembali menumpuk akibat terbawa arus sungai sejak malam hingga pagi hari.

Rico mengungkapkan, volume sampah di Kota Medan setiap hari mencapai 1.500 hingga 1.600 ton. Jika tidak dikelola dengan baik, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Terjun diperkirakan akan penuh pada tahun 2028.

“Kita harus menyiapkan sistem persampahan yang lebih baik. Edukasi kepada masyarakat sangat penting, termasuk memilah sampah dari rumah, terutama sampah plastik yang sulit terurai secara alami,” jelasnya.

Rico juga menekankan pentingnya membentuk bank sampah di setiap lingkungan sebagai solusi pengelolaan sampah plastik.

Sebelum aksi pembersihan, Wali Kota Medan memimpin apel bersama para peserta aksi. Kemudian, ia turun langsung memunguti sampah-sampah plastik di pinggir danau dan memasukannya ke dalam kantong plastik hitam berukuran besar. Aksi dilanjutkan dengan menyusuri bagian tengah danau menggunakan perahu karet untuk membersihkan sampah yang tersebar di permukaan air.

Plt. Camat Medan Marelan, Alkausar Deaysa, menjelaskan bahwa setiap harinya sampah yang masuk ke Danau Siombak mencapai sekitar dua amrol atau enam kubik. Sampah tersebut berasal dari berbagai sumber, seperti rumah tangga, laut, dan TPA Terjun, yang terbawa arus Sungai Bedera.

“Warga sebenarnya sudah jarang membuang sampah langsung ke danau. Namun, mereka masih membuang ke Sungai Bedera, yang alirannya bermuara ke Danau Siombak. Karena itu, danau ini harus dibersihkan secara rutin agar tidak kembali tercemar,” ujar Alkausar.

Rico Waas pun mengajak seluruh masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan. “Mari kita jaga dan rawat bumi ini. Bukan bumi yang butuh kita, tetapi kita yang membutuhkan bumi. Kalau lingkungan bersih, hidup pun akan lebih nyaman,” pesannya. (isron)Medan , Instrumentasi.com- Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas, menilai Danau Siombak memiliki keindahan alam yang luar biasa, namun saat ini tercemar oleh sampah, terutama sampah plastik. Hal tersebut disampaikannya usai memimpin aksi pembersihan Danau Siombak dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Kamis (5/6/2025).

Aksi bersih-bersih dilakukan di kawasan Danau Siombak, Jalan Nippon Raya, Kelurahan Paya Pasir, Kecamatan Medan Marelan. Rico memimpin langsung kegiatan tersebut menggunakan perahu karet milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan, didampingi Plt. Camat Medan Marelan, Alkausar Deaysa, serta melibatkan jajaran dari empat kecamatan: Medan Marelan, Medan Labuhan, Medan Belawan, dan Medan Deli.

“Danau ini indah, tapi tercemar sampah yang sebagian besar masuk melalui aliran sungai. Karena itu, kami mengajak masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan, khususnya ke sungai,” ujar Rico.

Ia menjelaskan, danau buatan seluas sekitar 40 hektare dengan diameter 1.000 meter dan kedalaman sekitar 12 meter itu terbentuk dari bekas galian tanah timbunan pada tahun 1980. Meski telah dibersihkan sehari sebelumnya, sampah plastik kembali menumpuk akibat terbawa arus sungai sejak malam hingga pagi hari.

Rico mengungkapkan, volume sampah di Kota Medan setiap hari mencapai 1.500 hingga 1.600 ton. Jika tidak dikelola dengan baik, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Terjun diperkirakan akan penuh pada tahun 2028.

“Kita harus menyiapkan sistem persampahan yang lebih baik. Edukasi kepada masyarakat sangat penting, termasuk memilah sampah dari rumah, terutama sampah plastik yang sulit terurai secara alami,” jelasnya.

Rico juga menekankan pentingnya membentuk bank sampah di setiap lingkungan sebagai solusi pengelolaan sampah plastik.

Sebelum aksi pembersihan, Wali Kota Medan memimpin apel bersama para peserta aksi. Kemudian, ia turun langsung memunguti sampah-sampah plastik di pinggir danau dan memasukannya ke dalam kantong plastik hitam berukuran besar. Aksi dilanjutkan dengan menyusuri bagian tengah danau menggunakan perahu karet untuk membersihkan sampah yang tersebar di permukaan air.

Plt. Camat Medan Marelan, Alkausar Deaysa, menjelaskan bahwa setiap harinya sampah yang masuk ke Danau Siombak mencapai sekitar dua amrol atau enam kubik. Sampah tersebut berasal dari berbagai sumber, seperti rumah tangga, laut, dan TPA Terjun, yang terbawa arus Sungai Bedera.

“Warga sebenarnya sudah jarang membuang sampah langsung ke danau. Namun, mereka masih membuang ke Sungai Bedera, yang alirannya bermuara ke Danau Siombak. Karena itu, danau ini harus dibersihkan secara rutin agar tidak kembali tercemar,” ujar Alkausar.

Rico Waas pun mengajak seluruh masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan. “Mari kita jaga dan rawat bumi ini. Bukan bumi yang butuh kita, tetapi kita yang membutuhkan bumi. Kalau lingkungan bersih, hidup pun akan lebih nyaman.” (rel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *