Samosir, Istrimentasi.com – Upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan melalui Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di wilayah Samosir belum menunjukkan hasil yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh kondisi arah angin yang tidak mendukung terjadinya hujan di wilayah tersebut, meskipun tim OMC telah melakukan tiga kali sorti penerbangan pada Sabtu (27/7/2025).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Samosir, Sarimpol Manihuruk, menyampaikan bahwa dari hasil analisis tim OMC, potensi hujan di wilayah Samosir pada hari ini sangat kecil.
“Tiga kali sorti sudah kita laksanakan hari ini. Namun, hasilnya belum maksimal karena arah angin tidak mengarah ke wilayah target, yakni wilayah Samosir,” ujarnya saat dikonfirmasi, Sabtu sore.
Sarimpol menjelaskan bahwa arah angin dominan dari utara ke selatan Danau Toba. Hal ini membuat penyemaian awan yang dilakukan di wilayah utara tidak menghasilkan curah hujan di Samosir.
“Pusat hujan yang terbentuk di wilayah utara Danau Toba tidak mampu menjangkau Samosir karena angin terus mendorongnya ke arah selatan,” katanya.
Kondisi ini dinilai menyulitkan strategi penanggulangan karhutla yang sedang berlangsung di beberapa titik di Samosir, khususnya di wilayah Dolok Sipatungan, Desa Sabulan.
Menurut Sarimpol, operasi pemodifikasian cuaca ini sangat bergantung pada kondisi meteorologis, terutama arah dan kecepatan angin yang berubah-ubah setiap waktu.
“OMC bukan hal instan. Meski sudah dilakukan penyemaian, hujan tidak otomatis turun di lokasi yang kita inginkan,” jelasnya.
Ia menambahkan, kegagalan hujan terjadi bukan karena proses penyemaian tidak dilakukan, melainkan karena dukungan atmosfer belum memadai.
“Tim sudah bekerja maksimal. Kita berharap kondisi angin besok lebih bersahabat sehingga peluang hujan bisa lebih besar,” katanya.
Lebih lanjut, Sarimpol mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tidak melakukan aktivitas yang dapat memicu kebakaran, seperti pembakaran lahan dan membuang puntung rokok sembarangan.
Ia juga meminta dukungan semua pihak untuk tetap menjaga ekosistem hutan, terutama di tengah musim kemarau yang diperkirakan masih akan berlangsung dalam beberapa pekan ke depan.
“Warga yang tinggal di sekitar kawasan hutan kami minta siaga, dan segera melapor jika melihat adanya titik api,” tegasnya.
Sejauh ini, kata Sarimpol, kebakaran di Dolok Sipatungan menjadi salah satu titik paling sulit ditangani karena medannya yang terjal dan minim akses.
“Kita kesulitan memobilisasi personel dan peralatan ke titik api karena lokasinya berada di daerah perbukitan yang tidak bisa dijangkau kendaraan,” imbuhnya.
Meskipun demikian, pihaknya terus berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), BMKG, dan TNI-AU untuk terus melanjutkan operasi penyemaian awan.
“Kami akan terus berupaya. Jika besok arah angin berubah dan mendukung, OMC akan kembali dilanjutkan,” katanya optimistis.
Menurut prakiraan cuaca BMKG, peluang pembentukan awan hujan di kawasan Danau Toba pada Minggu (28/7/2025) relatif lebih baik dibandingkan hari ini.
Namun, Sarimpol menekankan, hasil akhir tetap bergantung pada proses dinamika cuaca di lapangan yang bisa berubah sewaktu-waktu.
“Harapan kita sama dengan masyarakat, hujan segera turun untuk membantu memadamkan api,” pungkasnya.
Ia juga menyampaikan terima kasih atas partisipasi masyarakat, relawan, dan semua unsur pemerintah yang telah berjibaku dalam penanganan kebakaran hutan.
BPBD Samosir berkomitmen untuk terus melakukan upaya terbaik agar kebakaran bisa segera dikendalikan dan tidak meluas.
“Besar harapan kami, esok hari menjadi momentum turunnya hujan di Samosir,” tutup Sarimpol.
Hingga laporan ini diturunkan, kepulan asap masih terlihat dari beberapa titik di wilayah Sabulan. Sementara tim darat masih terus berjibaku melakukan penyekatan api dan pendinginan secara manual. ( PS)Modifikasi Cuaca Belum Berhasil, Arah Angin Tak Dukung Turunnya Huja
Samosir, Istrimentasi.com – Upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan melalui Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di wilayah Samosir belum menunjukkan hasil yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh kondisi arah angin yang tidak mendukung terjadinya hujan di wilayah tersebut, meskipun tim OMC telah melakukan tiga kali sorti penerbangan pada Sabtu (27/7/2025).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Samosir, Sarimpol Manihuruk, menyampaikan bahwa dari hasil analisis tim OMC, potensi hujan di wilayah Samosir pada hari ini sangat kecil.
“Tiga kali sorti sudah kita laksanakan hari ini. Namun, hasilnya belum maksimal karena arah angin tidak mengarah ke wilayah target, yakni wilayah Samosir,” ujarnya saat dikonfirmasi, Sabtu sore.
Sarimpol menjelaskan bahwa arah angin dominan dari utara ke selatan Danau Toba. Hal ini membuat penyemaian awan yang dilakukan di wilayah utara tidak menghasilkan curah hujan di Samosir.
“Pusat hujan yang terbentuk di wilayah utara Danau Toba tidak mampu menjangkau Samosir karena angin terus mendorongnya ke arah selatan,” katanya.
Kondisi ini dinilai menyulitkan strategi penanggulangan karhutla yang sedang berlangsung di beberapa titik di Samosir, khususnya di wilayah Dolok Sipatungan, Desa Sabulan.
Menurut Sarimpol, operasi pemodifikasian cuaca ini sangat bergantung pada kondisi meteorologis, terutama arah dan kecepatan angin yang berubah-ubah setiap waktu.
“OMC bukan hal instan. Meski sudah dilakukan penyemaian, hujan tidak otomatis turun di lokasi yang kita inginkan,” jelasnya.
Ia menambahkan, kegagalan hujan terjadi bukan karena proses penyemaian tidak dilakukan, melainkan karena dukungan atmosfer belum memadai.
“Tim sudah bekerja maksimal. Kita berharap kondisi angin besok lebih bersahabat sehingga peluang hujan bisa lebih besar,” katanya.
Lebih lanjut, Sarimpol mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tidak melakukan aktivitas yang dapat memicu kebakaran, seperti pembakaran lahan dan membuang puntung rokok sembarangan.
Ia juga meminta dukungan semua pihak untuk tetap menjaga ekosistem hutan, terutama di tengah musim kemarau yang diperkirakan masih akan berlangsung dalam beberapa pekan ke depan.
“Warga yang tinggal di sekitar kawasan hutan kami minta siaga, dan segera melapor jika melihat adanya titik api,” tegasnya.
Sejauh ini, kata Sarimpol, kebakaran di Dolok Sipatungan menjadi salah satu titik paling sulit ditangani karena medannya yang terjal dan minim akses.
“Kita kesulitan memobilisasi personel dan peralatan ke titik api karena lokasinya berada di daerah perbukitan yang tidak bisa dijangkau kendaraan,” imbuhnya.
Meskipun demikian, pihaknya terus berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), BMKG, dan TNI-AU untuk terus melanjutkan operasi penyemaian awan.
“Kami akan terus berupaya. Jika besok arah angin berubah dan mendukung, OMC akan kembali dilanjutkan,” katanya optimistis.
Menurut prakiraan cuaca BMKG, peluang pembentukan awan hujan di kawasan Danau Toba pada Minggu (28/7/2025) relatif lebih baik dibandingkan hari ini.
Namun, Sarimpol menekankan, hasil akhir tetap bergantung pada proses dinamika cuaca di lapangan yang bisa berubah sewaktu-waktu.
“Harapan kita sama dengan masyarakat, hujan segera turun untuk membantu memadamkan api,” pungkasnya.
Ia juga menyampaikan terima kasih atas partisipasi masyarakat, relawan, dan semua unsur pemerintah yang telah berjibaku dalam penanganan kebakaran hutan.
BPBD Samosir berkomitmen untuk terus melakukan upaya terbaik agar kebakaran bisa segera dikendalikan dan tidak meluas.
“Besar harapan kami, esok hari menjadi momentum turunnya hujan di Samosir,” tutup Sarimpol.
Hingga laporan ini diturunkan, kepulan asap masih terlihat dari beberapa titik di wilayah Sabulan. Sementara tim darat masih terus berjibaku melakukan penyekatan api dan pendinginan secara manual. ( PS)