Mayat Korban Tenggelam di Desa Cinta Dame Samosir Ditemukan di Tigaras Simalungun, 12 KM dari Lokasi Kejadian

Oplus_16908288
Samosir, Instrumentasi.com — Setelah tiga hari pencarian intensif, mayat korban tenggelam di perairan Danau Toba, tepatnya di Desa Cinta Dame, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, akhirnya ditemukan pada Rabu (11/6/2025).
Jasad korban ditemukan di perairan Tanjung Unta, Nagori Tigaraksa, Kabupaten Simalungun, yang berjarak sekitar 12 kilometer dari lokasi awal kejadian.
Penemuan ini mengakhiri upaya pencarian yang melibatkan tim gabungan dari Basarnas, Polres Samosir, relawan, serta warga dari sejumlah desa di sekitar Danau Toba.
Informasi awal diperoleh dari seorang nelayan di kawasan Tigaras yang melihat benda mencurigakan mengapung saat sedang memeriksa jaring.
“Saya lihat seperti benda terapung. Setelah didekati, ternyata itu mayat manusia,” ungkap nelayan tersebut.
Ia langsung melaporkan temuannya kepada rekan-rekannya di Samosir dan mengirimkan video yang kemudian diteruskan ke pihak kepolisian dan tim SAR.
Tim gabungan segera menuju lokasi dan mengevakuasi jenazah meskipun cuaca dan kondisi gelombang sempat menyulitkan proses pengangkutan ke daratan.
Setelah berhasil dievakuasi, dilakukan identifikasi terhadap jenazah berdasarkan pakaian serta ciri fisik yang masih dapat dikenali.
Pihak keluarga yang datang ke lokasi memastikan bahwa korban adalah pria warga Desa Cinta Dame yang sebelumnya dilaporkan tenggelam pada Selasa (10/6/2025).
Saat jenazah tiba di rumah duka, suasana haru menyelimuti keluarga. Isak tangis pecah, terutama dari istri dan anak-anak korban yang tampak sangat terpukul.
Salah satu anggota keluarga mengungkapkan rasa terima kasih atas upaya pencarian yang telah dilakukan berbagai pihak.
“Meskipun sudah tidak bernyawa, kami bersyukur karena dia akhirnya ditemukan dan bisa dimakamkan dengan layak,” ujarnya.
Kepala tim SAR, Hisar Turnip, menjelaskan bahwa pergerakan arus dan angin kencang di Danau Toba kemungkinan besar menyebabkan jasad korban terbawa sejauh itu.
“Ini sering terjadi di perairan luas seperti Danau Toba. Arus dan angin sangat mempengaruhi arah hanyutan korban,” jelas Hisar.
Ia juga mengapresiasi kerja sama erat antara tim SAR, masyarakat adat, komunitas lokal, serta aparat kepolisian selama proses pencarian berlangsung.
Hisar menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga korban dan mengimbau warga agar lebih berhati-hati saat beraktivitas di danau.
“Keselamatan harus menjadi perhatian utama, terutama bagi warga yang menggunakan perahu tradisional untuk beraktivitas,” katanya.
Pihak kepolisian memastikan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban dan menyimpulkan bahwa penyebab kematian murni akibat tenggelam.
Dengan ditemukannya jenazah, operasi pencarian dinyatakan selesai, dan seluruh personel SAR telah kembali ke pos masing-masing.

 

Peristiwa ini meninggalkan kesan mendalam tentang pentingnya solidaritas, gotong royong, serta kewaspadaan di sekitar perairan Danau Toba. (PS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *