Samosir,Instrumentasi.com Permukaan air Danau Sidihoni yang berada di Desa Sabungan Nihuta, Kecamatan Ronggur Nihuta, Kabupaten Samosir, mengalami penurunan signifikan dalam beberapa pekan terakhir.
Camat Ronggur Nihuta, Bresman Simbolon, mengatakan bahwa fenomena ini terjadi akibat musim kemarau panjang yang melanda Pulau Samosir sejak beberapa bulan terakhir.
“Menurunnya permukaan air Danau Sidihoni terjadi karena hujan tak turun secara merata selama hampir tiga bulan terakhir. Ini berdampak pada mengeringnya sumber-sumber air yang selama ini mengisi danau,” ujar Bresman saat dikonfirmasi, Selasa (22/7/2025).
Penurunan debit air danau tersebut berdampak langsung kepada warga sekitar, khususnya dalam hal ketersediaan air bersih untuk keperluan sehari-hari.
“Ada beberapa warga yang mulai kesulitan mendapatkan air bersih. Sumur-sumur warga juga mulai mengering,” jelasnya.
Sebagai langkah awal, pihak kecamatan telah menyurati Dinas Sosial dan BPBD Kabupaten Samosir untuk menyalurkan bantuan air bersih kepada warga yang terdampak.
“Kami sudah kirim surat resmi ke instansi terkait agar ada distribusi air bersih ke daerah terdampak, khususnya Desa Sabungan Nihuta,” ujarnya.
Ia juga mengimbau warga agar hemat dalam menggunakan air dan menjaga lingkungan sekitar danau agar tidak memperburuk kondisi.
“Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Masyarakat harus turut aktif menjaga ekosistem danau dan tidak membuang limbah ke perairan,” tambah Bresman.
Menurutnya, penurunan air Danau Sidihoni juga membawa dampak ekologis, seperti terganggunya habitat ikan dan tumbuhan air yang ada di kawasan tersebut.
“Beberapa petani ikan tradisional sudah mulai mengeluhkan hasil tangkapan yang menurun drastis,” sebutnya.
Tak hanya itu, sektor pariwisata juga terkena dampak. Danau Sidihoni yang selama ini menjadi destinasi wisata alam dengan panorama tenang, kini mulai kehilangan daya tariknya akibat surutnya air.
“Kami sudah menerima keluhan dari pelaku wisata lokal karena wisatawan mulai berkurang,” kata Bresman.
Pemerintah kecamatan telah membentuk tim kecil bersama pemerintah desa untuk melakukan pemantauan harian terhadap kondisi danau dan dampaknya terhadap masyarakat.
“Kami pantau terus kondisi di lapangan. Jika situasi memburuk, kami akan usulkan status tanggap darurat kekeringan ke kabupaten,” ungkapnya.
Sementara itu, data dari BMKG menunjukkan bahwa musim kemarau di wilayah Danau Toba termasuk Samosir diprediksi masih akan berlangsung hingga akhir Agustus 2025.
Dengan kondisi ini, Camat Bresman mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam menggunakan air dan turut menjaga keberlangsungan sumber daya alam.
“Danau ini bukan hanya sumber air, tapi juga bagian dari identitas budaya dan pariwisata kita. Mari kita rawat bersama,” tutup Bresman.
Danau Sidihoni merupakan salah satu danau kecil yang terletak di tengah Pulau Samosir dan dikenal sebagai danau di atas danau karena berada dalam kawasan Danau Toba.
Kondisi menurunnya air danau ini disebut sebagai yang terparah dalam lima tahun terakhir, menurut catatan dari pemerintah desa setempat.
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Samosir dijadwalkan akan turun ke lapangan dalam waktu dekat untuk melakukan kajian lanjutan terhadap kondisi Danau Sidihoni. (PS)Danau Sidihoni Surut, Camat Ronggur Nihuta: Dampak Kemarau Panjang
Samosir,Instrumentasi.com Permukaan air Danau Sidihoni yang berada di Desa Sabungan Nihuta, Kecamatan Ronggur Nihuta, Kabupaten Samosir, mengalami penurunan signifikan dalam beberapa pekan terakhir.
Camat Ronggur Nihuta, Bresman Simbolon, mengatakan bahwa fenomena ini terjadi akibat musim kemarau panjang yang melanda Pulau Samosir sejak beberapa bulan terakhir.
“Menurunnya permukaan air Danau Sidihoni terjadi karena hujan tak turun secara merata selama hampir tiga bulan terakhir. Ini berdampak pada mengeringnya sumber-sumber air yang selama ini mengisi danau,” ujar Bresman saat dikonfirmasi, Selasa (22/7/2025).
Penurunan debit air danau tersebut berdampak langsung kepada warga sekitar, khususnya dalam hal ketersediaan air bersih untuk keperluan sehari-hari.
“Ada beberapa warga yang mulai kesulitan mendapatkan air bersih. Sumur-sumur warga juga mulai mengering,” jelasnya.
Sebagai langkah awal, pihak kecamatan telah menyurati Dinas Sosial dan BPBD Kabupaten Samosir untuk menyalurkan bantuan air bersih kepada warga yang terdampak.
“Kami sudah kirim surat resmi ke instansi terkait agar ada distribusi air bersih ke daerah terdampak, khususnya Desa Sabungan Nihuta,” ujarnya.
Ia juga mengimbau warga agar hemat dalam menggunakan air dan menjaga lingkungan sekitar danau agar tidak memperburuk kondisi.
“Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Masyarakat harus turut aktif menjaga ekosistem danau dan tidak membuang limbah ke perairan,” tambah Bresman.
Menurutnya, penurunan air Danau Sidihoni juga membawa dampak ekologis, seperti terganggunya habitat ikan dan tumbuhan air yang ada di kawasan tersebut.
“Beberapa petani ikan tradisional sudah mulai mengeluhkan hasil tangkapan yang menurun drastis,” sebutnya.
Tak hanya itu, sektor pariwisata juga terkena dampak. Danau Sidihoni yang selama ini menjadi destinasi wisata alam dengan panorama tenang, kini mulai kehilangan daya tariknya akibat surutnya air.
“Kami sudah menerima keluhan dari pelaku wisata lokal karena wisatawan mulai berkurang,” kata Bresman.
Pemerintah kecamatan telah membentuk tim kecil bersama pemerintah desa untuk melakukan pemantauan harian terhadap kondisi danau dan dampaknya terhadap masyarakat.
“Kami pantau terus kondisi di lapangan. Jika situasi memburuk, kami akan usulkan status tanggap darurat kekeringan ke kabupaten,” ungkapnya.
Sementara itu, data dari BMKG menunjukkan bahwa musim kemarau di wilayah Danau Toba termasuk Samosir diprediksi masih akan berlangsung hingga akhir Agustus 2025.
Dengan kondisi ini, Camat Bresman mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam menggunakan air dan turut menjaga keberlangsungan sumber daya alam.
“Danau ini bukan hanya sumber air, tapi juga bagian dari identitas budaya dan pariwisata kita. Mari kita rawat bersama,” tutup Bresman.
Danau Sidihoni merupakan salah satu danau kecil yang terletak di tengah Pulau Samosir dan dikenal sebagai danau di atas danau karena berada dalam kawasan Danau Toba.
Kondisi menurunnya air danau ini disebut sebagai yang terparah dalam lima tahun terakhir, menurut catatan dari pemerintah desa setempat.
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Samosir dijadwalkan akan turun ke lapangan dalam waktu dekat untuk melakukan kajian lanjutan terhadap kondisi Danau Sidihoni. (PS)