Hujan Singkat Padamkan Titik Api di Samosir, Pemerhati Lingkungan Minta Status Darurat Segera Ditetapkan

Samosir, Istrumentasi.com- Hujan yang mengguyur wilayah Kabupaten Samosir selama sekitar 50 menit pada Minggu sore, 6 Juli 2025, berhasil memadamkan sejumlah titik api akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di berbagai lokasi.

Kepulan asap yang sebelumnya menyelimuti kawasan perbukitan perlahan mulai mereda usai hujan turun. Kondisi ini disambut gembira masyarakat, termasuk para pemerhati lingkungan yang selama ini resah terhadap ancaman kebakaran tahunan di Samosir.

“Kita patut bersyukur karena hujan meskipun singkat, sangat membantu memadamkan titik api. Ini memang sangat diharapkan masyarakat,” kata Efendy Naibaho, Pemerhati Lingkungan Kabupaten Samosir.

Namun, Efendy menekankan bahwa pemerintah daerah perlu segera menetapkan status Tanggap Darurat agar bantuan dari pemerintah pusat bisa segera dikucurkan untuk memperkuat penanganan.

“Dengan status tanggap darurat, BNPB pusat bisa membantu melalui pengiriman peralatan, penambahan mobil pemadam kebakaran, sprinkle, hingga rekayasa cuaca untuk mendatangkan hujan secara lebih masif. Ini penting untuk menjaga kelestarian hutan dan Danau Toba,” ujarnya.

Di sisi lain, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol PP dan Damkar) Kabupaten Samosir, Rudhimanto Limbong, membenarkan bahwa hujan telah membantu proses pemadaman di beberapa titik.

“Curah hujan yang turun cukup membantu. Titik api di kawasan Sijambur, Sarimarihit, Hutagurgur di Kecamatan Sianjur Mula-Mula, serta simpang Gotting di Kecamatan Harian sudah padam,” ungkap Rudhimanto saat dikonfirmasi.

Ia menambahkan, suhu udara yang kembali dingin juga membantu memulihkan kadar oksigen, yang dapat mencegah munculnya titik api baru.

“Saat ini kami kembali siaga di posko Damkar Pangururan, fokus pada langkah antisipasi termasuk pencegahan kebakaran di permukiman penduduk,” jelasnya.

Rudhimanto yang juga menjabat sebagai Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Samosir, mengusulkan agar pemerintah daerah mempertimbangkan opsi penetapan status Kejadian Luar Biasa (KLB).

“Menurut saya, tidak perlu terburu-buru ke status tanggap darurat. KLB bisa menjadi opsi strategis untuk merumuskan kebutuhan anggaran APBN dalam upaya rekondisi dan antisipasi jangka panjang. Tapi untuk rekayasa cuaca, itu penting dan harus segera dimohonkan. Kita juga perlu memastikan berapa lama lagi musim kemarau ini berlangsung, berdasarkan informasi dari BMKG,” jelasnya.

Warga di sekitar kawasan Danau Toba berharap kebakaran segera berakhir dan tidak menimbulkan dampak kesehatan seperti ISPA, serta tidak mengganggu citra pariwisata Kabupaten Samosir yang selama ini menjadi andalan ekonomi lokal. (PS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *